Selasa, 06 Maret 2012

Tetap Optimis

Beruntunglah seseorang jika dia tidak berlarut-larut dengan masa lalu (karena tidak bisa diubah), juga tidak terlalu khawatir dengan masa depan (karena ini hal ghaib yang manusia tidak mampu memastikannya). Dia menjadi “orang hari ini” yang mengambil pelajaran dari pengalaman dan optimis untuk meraih masa depan.
Pelajaran yang ana ambil dari buku kecil di awal-awal kuliah, “Menggapai Kehidupan BahagiaSyaikh as-Sa’dy..

Pesan tambahan: Kalau pembaca mau ikuti saran saya, ahsan teman-teman FB Anda diseleksi hanya orang-orang yang memiliki keinginan untuk thalibul ilm (menunut ilmu agama) saja, agar mata Anda “tidak sakit” melihat status-status tidak bermutu, kurang bermanfaat, atau tag-tag dan foto-foto yang bisa merusak hati. Ini cuma saran lho. Toh, kontak dengan teman-teman umum masih bisa lewat HP/ketemu langsung. Betul tidak?



Memang, Pahala Tak Seperti Lembaran-Lembaran Uang Kertas

 
 
 
 
 
 
1 Votes
Alhamdulillah, pada pagi ini, saya mendapat faidah menarik dari facebook teman, mas Ari Wahyudi -hafizhahullah ta’ala-. Beliau berkata dalam status FB dan komentar-komentarnya, sebagai berikut.
Memang, pahala itu tak tampak seperti lembaran-lembaran uang kertas, atau hidangan makanan yang mengundang selera, atau indeks prestasi kuliah yang bisa membuat orang begitu bergairah….
Bukan berarti kita tidak butuh kepada perkara-perkara tersebut… Hanya saja orang sering terjebak dengan kesungguhan mengejar dunia, yang pada akhirnya kerapkali menelantarkan urusan agama dan akhiratnya…
Oleh sebab itu, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berpesan, “Jadilah kalian putra-putra akhirat, dan janganlah menjadi putra-putra dunia…”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menegaskan, “Bukan kemiskinan (harta) yang aku khawatirkan menimpa kalian, akan tetapi tatkala dunia itu dibukakan untuk kalian sehingga kalian pun berlomba-lomba untuknya dan membuat kalian celaka, sebagaimana hal itu telah mencelakakan orang-orang sebelum kalian.”
Yang lebih menyedihkan adalah tatkala orang menjadikan agama sebagai sarana untuk mengejar dunia. Amalan akhirat, akan tetapi diperalat untuk meraih kepentingan sesaat.
Oleh sebab itu, para ulama salaf senantiasa menjadikan sikap zuhud dan kecintaan kepada akhirat sebagai pilar hidup mereka yang menjadi simbol keutamaan dan kemuliaan yang ada pada diri seorang hamba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar