Entah kenapa saya berada di sini. Di suatu ruangan yang terlalu banyak orang. Heyy.. itu ada Nadia, teman kuliahku dulu yang sekarang udah pindah kampus. Hohoho, tak apa apa lah di tempat asing, setidaknya ada temannya.
"Aku punya ide untuk video klip kita selanjutnya!!" Nadia berteriak.
What? Video klip? Ide? Apa-apaan ini? Acara apa sih ini?
Aku inget satu hal, Nadia kan ikut jadi fans salah satu grup band Jogja, mungkin ini sedang membicarakan itu ya..
Tiba-tiba
ada yang menyalakan LCD untuk mempresentasikan ide Nadia tadi
(mungkin). Ya, aku di sini hanya mengira-ngira, karena aku tak tau
kenapa aku ada di sini. Di layar tergambarkan banyak bunga berwarna
putih dengan pasir yang gersang dan penuh dengan batu-batuan.
"Lili. Aku menemukan tempat di mana tumbuh bunga Lili di Jogja ini. Aku pernah ke sana." ujar Nadia.
"Di mana itu?" seseorang yang jadi moderator di situ bertanya.
"Di Arab nya Jogja."
Hahh? Arabnya Jogja? Apa lagi itu ya? Terus, emangnya di Arab sana ada bunga Lili?
Aku tetap berusaha mencerna apa yang mereka bicarakan. Bahkan Nadia pun di situ tak menggubrisku. Sia-sia walau ada teman pun.
"Mari kita langsung ke sana!" ajak Nadia.
Hahh??
Tanpa pikir panjang, tiba-tiba entah kapan, ruangan ini jadi tempat terbuka.
"Di sana lah tempat itu." Nadia menunjuk ke suatu pulau kecil yang terdapat gunung batu di tengah-tengahnya. Emang ada ya di Jogja yang seperti itu?
"Di sana lah tempat itu." Nadia menunjuk ke suatu pulau kecil yang terdapat gunung batu di tengah-tengahnya. Emang ada ya di Jogja yang seperti itu?
"Cara
menyebrangi ke sana dengan jembatan kecil di depan pondok pesantren di
sebelah kanan sekitar 2 km dari sini. Kita tidak bisa menebak cuaca
disana. Karena ada perbedaan suhu di sini dan di sana. Ingat, kita tidak
bisa ke sana jika di sana hujan. Akan terjadi cuaca ekstrem jika di
sana hujan." Nadia menjelaskan.
Aku mencoba mencerna apa yang
diceritakan Nadia yang menurutku sangat tidak masuk akal. Tapi aku tetap
ingin ikut ke pulau aneh itu. Pasti menyenangkan.
"Jadi kapan kita ke sana?" tanya seorang teman Nadia.
"Sebentar."
Aku
lihat Nadia di sini sangat berperan. Dia seperti seseorang yang
mengetahui segalanya. Tatapannya sangat tajam saat melihat pulau itu.
"JANGAN SEKARANG ! AYO KITA LARI !!!"
"Kenapa Nad? Ada apa?"
"LIHAT DI ATAS PULAU ITU !!!"
Aku
melihat ada gumpalan awan hitam yang sangat cepat membesar dan
membentuk putaran seperti puting beliung. Di sebelah kanan gunung, ada
awan yang mendekati gunung. Bentuknya seperti naga yang menganga. Waoww!
Semua
orang lari kecuali aku. Aku ingin melihat apa yang akan terjadi
selanjutnya. Dan ternyata hujan terjadi di wilayah pulau itu. Padahal di
tempat ku berdiri ini sangat panas menyengat. Gelap sekali awan di
sana. Aku ingin melihat lebih dekat. Aku berlari menuju pondok pesantren
yang disebutkan Nadia tadi. Aku mulai menginjak jembatan kecil. Tapi
petir memutuskan jembatan itu. Alhasil aku hanya bisa menatap kegelapan
itu dari jauh sini.
Waoww.... ini apa??
Waoww.... ini apa??
Hujan pun
merambat ke arah ku. Deras sekali, dan tiba-tiba aku telah berada di
dalam pondok. Dengan posisi telentang, aku memejamkan mata, berusaha
mengartikan apa itu semua. Saat ku buka mata, aku telah berada di
kamarku dan di luar rumah hujan sangat deras. Ini keren !!!
. . .