Senin, 05 Maret 2012

FAQ tentang Minat Studi

Sehubungan dengan tiba masanya untuk pemilihan Minat Studi di kampus, saya banyak mendapat pertanyaan dari para mahasiswa, baik anak bimbingan saya sendiri maupun mahasiswa-mahasiswa lain yang sedang berkunjung di lab saya… Mereka masih bingung dan belum memahami sepenuhnya maksud, tujuan, dan prosedur Minat Studi yang dimulai pada Kurikulum Angkatan 2009 ini. Oleh karena itu, di sini saya mencoba merangkum pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan oleh mahasiswa berkaitan dengan hal tersebut.
Sebelum membaca artikel ini, atau nanti setelahnya, bebas aja sih… hihi…  silakan membaca-baca 2 (dua) buah artikel saya yang lain mengenai Pemilihan Minat Studi dan Prosedur Penentuan Minat Studi. Barangkali pertanyaan-pertanyaan yang tersimpan di benak Anda telah terjawab pada salah satu atau bahkan kedua artikel tersebut. Bila berkenan, mohon bantuan untuk sharing artikel-artikel ini kepada pihak-pihak yang membutuhkan yak… mari mencari pahala dengan cara menolong sesama… aseekk
Minat studi pada jenjang S1 atau Program Sarjana (undergraduate) difokuskan untuk mengarahkan mahasiswa sebatas dalam rangka menentukan tema penelitian untuk skripsi atau tugas akhir saja. Jadi, minat studi ini sama sekali bukan penentuan spesifikasi atau spesialisasi bidang ilmu. Tidak dibenarkan seorang mahasiswa S1 Program Studi Biologi sejak awal telah menentukan suatu major, bahwa, misalnya:
“Saya suka dengan fisiologi hewan… Saya akan mendalami fisiologi hewan, matakuliah yang lain saya pelajari ya karena sifatnya wajib, yang pilihan ya untuk memenuhi syarat minimal 144 SKS saja… Semua matakuliah yang diselenggarakan oleh Lab.Fisiologi Hewan akan saya ambil, termasuk untuk KP, Seminar, dan Skripsi… dan saya mau menjadi asisten di sana…”
Hal seperti itu bukan spesialisasi melainkan fragmentasi. Belum saatnya untuk mahasiswa S1 menentukan spesialisasi bidang ilmu karena mereka masih harus mempelajari konsep basic Biology secara umum. Lagipula di dalam ijazahnya nantinya akan tercetak sebagai “Sarjana Sains/Biologi” bukan “Sarjana Fisiologi Hewan” kan?  Dan ini akan mempermudah Anda dalam mencari pekerjaan setelah lulus kuliah nantinya, karena sebagai Sarjana Biologi lingkup kajiannya menjadi jauh lebih luas daripada menyandang predikat sebagai Sarjana Fisiologi Hewan.
Nah, akan berbeda pada saat mahasiswa memutuskan untuk melanjutkan studi di Program Pasca Sarjana alias graduate school. Di sinilah merupakan awal dari pengembangan minat studi atau spesifikasi research interest tersebut. Nantinya, ijazahnya pun lebih spesifik, misalnya “Master of Science in Animal Science”. Memang ada program-program studi Pasca Sarjana yang menawarkan Minat Studi yang kajiannya lebih “general“, namun hal ini sifatnya khusus, yaitu untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan tertentu. Sebagai contoh: Minat Studi Biosains, yang dirancang untuk memberi kesempatan kepada praktisi Biologi (calon pengajar, guru, kalangan industri, pelaksana teknis, dll.) untuk memperdalam materi Biologi secara umum/luas.
Kalau mau lebih spesifik lagi, silakan menempuh program pendidikan yang lebih tinggi lagi tentunya, yaitu: Program Doktoral, dst. sampai akhirnya, ujung-ujungnya nanti Anda akan menjadi seorang Guru Besar atau Professor. Kata “professor” berasal dari istilah Bahasa Latin yang berarti “ahli”. Seorang profesor adalah ahli yang kompeten dan diakui dalam bidang ilmu spesifik yang ditekuninya, sebagaimana julukannya, misalnya “Guru Besar pada Fisiologi Hewan”, maka beliau diakui secara ilmiah sebagai expert pada bidang Fisiologi Hewan, tidak dalam berbagai hal, meskipun wawasannya seluas angkasa dan sedalam samudera untuk bidang-bidang yang lain
Sistem dalam pendidikan tinggi (higher education) adalah bahwa ilmu itu mengerucut, makin spesifik bidangnya, namun makin luas dan dalam makna kajiannya. Berbeda dengan pendidikan dasar dan menengah yang lingkup kajiannya menyeluruh namun pemahamannya relatif dangkal, sebatas konsep-konsep dasar yang wajib diketahui saja. Apabila berminat, maka harus mendalaminya dengan mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti telah dijelaskan di atas.
Ada beberapa hal lagi yang ditanyakan berkaitan dengan Minat Studi… Subjek yang ditanyakan saya ganti dengan yang netral agar tidak menyinggung pihak-pihak lain. Supaya aman saya gunakan hal-hal yang berkaitan dengan diri saya sendiri aja yak … Pertanyaannya kurang lebih seperti ini:
Saya suka kuda laut. Rencananya saya mau skripsi tentang kuda laut. Kalau seperti itu masuk Minat Studi yang mana yak?
Saya suka Fisiologi Hewan tapi masih bingung mau ambil tema penelitian tentang apa. Yang jelas, pokoknya, Fisiologi Hewan! Berarti saya masuk Minat Studi Biologi Fungsional kan yak?
Kalau Entomologi masuk Minat Studi yang mana? Matakuliahnya ga masuk di matakuliah prasyarat ketiga Minat Studi e…
Kalau Palaentologi gimana? Labnya aja ga ada di fakultas, matakuliahnya juga cuman pilihan, trus Minat Studinya gimana?
Masih ada pertanyaan-pertanyaan lain yang mirip, namun intinya seperti tersebut di atas.. Bisa saya bantu jelaskan sebagai berikut:
Bahwa pemilihan Minat Studi dalam rangka skripsi ini tidak didasari dari subjek yang akan diteliti, atau bidang ilmu yang disuka, atau sifat mata kuliahnya (wajib atau pilihan), atau ada tidaknya laboratoriumnya. Pemilihan Minat Studi ditentukan berdasarkan permasalahan yang diangkat dan akan dijawab melalui penelitian skripsi Anda. Oleh karena itu, urutannya adalah sebagai berikut:
  1. Terlebih dahulu tentukan Minat Studi yang dapat Anda pilih dengan cara menghitung IPK untuk matakuliah prasyarat Minat Studi. Bagaimana caranya? Baca di SINI
  2. Bersama-sama dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA), diskusikan tema skripsi atau gambaran topik penelitian yang ingin Anda pelajari
  3. Dari tema tersebut maka akan muncul permasalahan yang akan menjadi kunci untuk mengarahkan dosen yang akan menjadi Pembimbing Skripsi (DPS) Anda
Jadi, misalnya Anda mengangkat tema tentang kuda laut… Apa yang menjadi permasalahan Anda tentang kuda laut yang akan Anda teliti tersebut?
  • Kalau Anda ingin mempelajari keragaman kuda laut di perairan tropis dengan metode identifikasi berdasarkan morfometri koronet, maka Minat Studi yang cocok adalah Biologi Lingkungan dan Biodiversitas
  • Kalau Anda ingin menyediakan data ilmiah untuk menjawab mitos bahwa konsumsi kuda laut dapat digunakan sebagai bahan afrodisiak, maka Minat Studi yang cocok adalah Biologi Fungsional
  • Kalau Anda ingin mempelajari gen-gen yang dapat mengatur pigmentasi kuda laut sehingga hewan ini dapat berganti-ganti warna pada kondisi yang berbeda-beda, maka Minat Studi yang cocok adalah Biologi Sel dan Molekular
  • dst. dst. dst…
Pertanyaan yang lain lagi…
“Dosen skripsi untuk mahasiswa angkatan 2009 kan sudah dipilihkan, jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Asal terima aja… Pasrahh…”
Seperti sudah saya singgung sedikit di atas, selain menentukan Minat Studi dengan dibantu oleh DPA, mahasiswa juga akan dibimbing untuk menentukan tema skripsi yang akan dipilihnya. Dari tema skripsi tersebut akan muncul permasalahan. Nah, permasalahan inilah yang akan menjadi pertimbangan bagi Tim Pengelola Skripsi (TPS) dan Tim Kurikulum untuk menentukan Dosen Pembimbing Skripsi (DPS) untuk Anda, sehingga tidak ada istilah “asal maen tunjuk saja”. Pemilihan DPS semata-mata berdasarkan kompetensinya dan kedekatannya terhadap materi kajian yang menjadi tema skripsi, jadi bukan dari sisi perorangan/personalnya tapi dari sisi profesionalitasnya.
Misalnya:
  • Mahasiswa telah menentukan memilih Minat Studi Biologi Fungsional.
  • Dari hasil diskusi dengan DPA, tema skripsi yang diajukannya adalah: Kegagalan pembiakan kuda laut akibat serangan hama.
  • Permasalahan yang dikaji: Hama apa saja yang berpotensi menyebabkan kematian kuda laut sehingga mengakibatkan gagal panen?
  • Kandidat DPS: Dosen Parasitologi.
    • Dosennya kan tidak cuma satu. Yang mana? Ya yang paling dekat terhadap materi kajiannya.
    • Semua dekat tuh? Bisa siapa aja donk? Ya yang masih punya kuota.
    • Bagaimana cara mengecek apakah dosen masih memiliki kuota atau tidak? Silakan tanyakan pada TPS, mereka punya daftarnya.
Nah, demikianlah kira-kira gambarannya…
Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa memberi pencerahan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Apabila ada yang masih ingin ditanyakan, monggo silakan sebelum datang hari-H untuk penentuan “nasib” Anda. Masih banyak waktu sehingga nantinya tidak ada alasan karena keterpaksaan…
“Saya tidak bisa apa-apa, karena sudah dipilihkan, mau bagaimana lagi? Ya harus saya jalani, walaup terpaksa… daripada ngga bisa lulus…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar