Klasifikasi:
Domain : Eukaryota (Whittaker & Margulis, 1978)
Kingdom : Animalia (Linnaeus, 1758)
Phylum : Arthropoda (Latreille, 1829)
Subphylum : Mandibula (Snodgrass, 1938)
Class : Insecta (Linnaeus, 1758)
Subclass : Dicondylia
Order : Siphonaptera
Family : Pulicidae
Subfamily : Pulicinae
Genus : Ctenocephalides (Stiles & Collins, 1930)
Spesies : Ctenocephalides felis (Bouche, 1835)
Gambar 1. Ctenocephalides felis.
Deskripsi:
Kutu kucing (Ctenocephalides felis)
merupakan kelompok hewan ektoparasit yang menggunakan kucing sebagai
hospes (sel inang). Kutu ini mempunyai kemampuan untuk bermetamorfosis
secara sempurna.
Mereka memperoleh makanan dengan cara menghisap darah dari hospesnya
dan sebagian besar kutu yang menghisap darah adalah kutu dewasa,
sedangkan kutu muda (larva) hanya memakan darah kering dari feses yang
dikeluarkan oleh kutu dewasa. Kutu menghisap darah minimal
sekali dalam sehari. Hal ini dikarenakan darah hospes sangat berguna
dalam menghasilkan telur. Kutu dewasa bisa menjadi hospes intermediet
dari Dypillidium caninum, dan menyebabkan gatal dan iritasi pada tubuh hospes.
Nama lokal:
Cat Flea (English), Kutu Kucing (Bahasa Indonesia), Pinjal Kucing (Bahasa Indonesia).
Habitat:
Terrestrial. Ektoparasit pada kulit kucing.
Morfologi:
Kutu kucing (Ctenocephalides felis)
berukuran kecil 1-2 mm, berwarna coklat tua atau hitam, tubuh pipih,
suka meloncat-loncat, sering terlihat di sela rambut kucing dan akibat
dari gigitannya akan menyebabkan rasa gatal. Ciri-ciri Ctenocephalides felis
yaitu tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa sangat
besar. Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang
mengarah ke belakang dan rambut keras. Sungut pendek dan terletak dalam
lekuk-lekuk di dalam kepala. Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet
penusuk. Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago). Telur tidak
berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas. Larva tidak bertungkai kecil,
dan keputihan. Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun prenatal.
Perbedaan jantan dengan betina
adalah pada jantan memiliki tubuh dengan ujung posterior seperti tombak
yang mengarah ke atas, antena lebih panjang dari betina. Sedangkan pada
betina, tubuh berakhir bulat dan antena lebih pendek dari jantan.
Tabel 1. Bagian-bagian tubuh Ctenocephalides felis.
Gambar
|
Keterangan
|
Anterior End.
Kutu
kucing mempunyai distribusi yang luas dan genusnya dikenal dari
adanya sisir genal dan pronotal. Dahi yang miring adalah salah satu
ciri dari C. felis. Ctenocephalides canis memiliki dahi yang lebih
melengkung.
| |
Hind Tibia.
Persebaran
dari setae pada hind tibia memberi standar diagnostic lain. Di antara
postmedian dan apical long setae pada hind tibia terdapat satu duri
pendek yang kuat.
| |
Second instar cat flea larvae.
Makanan
larva dari ketiga instar umumnya terdapat pada feses kutu dewasa yang
bisa mencerna darah kering inangnya, sampai larva menjadi pupa yang
akan menjaga perutnya penuh berisi makanan itu.
| |
Third instar cat flea larva.
Larva
berganti kulit dua kali, dan panjang instar terakhir menjadi 5,0 mm.
Pada akhir dari perkembangannya, larva mengkosongkan perut dan menjadi
memutih, lepas, kokon ovoid, dan menjadi pupa.
| |
Cat flea pupae.
Ketika
tumbuh penuh, larva instar ketiga berhenti makan, mengosongkan
saluran pencernaannya, dan menjadi kokon silken. Di alam, beberapa
kokon dapan berkamuflasi dengan partikel debris seperti butiran pasir
dan sedikit feses kutu, yang cenderung menempel ke kokon dan
membungkusnya dengan rapi.
| |
Teased open pupal case showing one pupa in more advanced metamorphosis.
Selama periode pupa sekitar seminggu terakhir, larva seperti ulat dan mulai membentuk enam kaki kutu dewasa.
| |
Adult flea removed from the cocoon.
Pada akhir periode pupa, kutu dewasa putih, bentuknya menjadi lebih jelas dan semakin gelap dengan adanya penebalan eksoskeleton.
|
Siklus hidup:
Telur
akan menetas 2-10 hari menjadi larva yang makan darah kering (yang
dikeluarkan pinjal dewasa), feses, bahan organik lainnya. Larva juga
membuat pupa dengan menyilih 2 kali. Stadium larva berlangsung 1-24
minggu. Pupa dapat hidup selama 1 minggu sampai 1 tahun tergantung
faktor lingkungan. Setelah melewati masa pupa, maka kutu dewasa akan
terlahir dengan tipe mulut penghisap yang dilengkapi tiga stilet
penusuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar